Perusahaan Melakukan Kesalahan Memberi Bonus Rp 500 Juta Pada Beberapa Karyawan

Perusahaan Melakukan Kesalahan Memberi Bonus Rp 500 Juta Pada Beberapa Karyawan – Sejumlah buruh pada suatu pabrik baja di Belgia memperoleh kejutan menakjubkan waktu rekening mereka mendadak semakin bertambah 30 ribueuro atau sama juga dengan Rp500 juta.
Meskipun demikian, sebagian dari mereka langsung berprasangka tidak baik ‘bonus’ dadakan itu ialah kesalahan teknis. Alat lokal Belgia sebutkan, bonus yang selayaknya dikasihkan yakni 100 euro (Rp1, 7 juta) .

Namun ada juga yang langsung menggunakan bonus itu. Mereka memanfaatkan uang kaget itu untuk membayar utang, bahkan ada juga yang langsung coba peruntungannya di kasino.

Sayangnya, bonus itu memang kesalahan dan saat ini perusahaan yang ada di Charleroi itu kehendaki uang mereka kembali.

Apa yang sesungguhnya berjalan?
Tdk jelas bagaimana ‘bonus’ itu bisa menebar ke 230 pekerja pabrik Thy-Marcinelle yang membuahkan baja itu. Namun, sisa perwakilan serikat pekerja Giuseppe Picciuto menuturkan ‘beberapa orang’ saat ini dikeluarkan.

Berkaitan karyawan Thy-Marcinelle, menurut situs berita Sudinfo, kebanyakan memperoleh penghasilan bulanan sebesar 1. 600 euro atau Rp27 juta.

” Saya demikian terkaget lihat demikian banyak uang di rekening, ” ujar satu diantaranya karyawan yang tak mau diterangkan namanya.

” Namun, itu jelas kesalahan, jadi saya tdk menyentuh uang itu. Saya cuman mengambil sejumlah penghasilan, dan membiarkan sisanya. “

” Masalahnya, saya pahami beberapa orang yang membelanjakan sejumlah uang itu. Ada yang menghabiskannya di kasino, ada yang membayar utang, ada juga yang uangnya langsung ditarik kembali oleh bank dengan automatic, ” paparnya.

Bagaimana hukumnya?
Undang-undang tenaga kerja Belgia menyampaikan dengan jelas : banyak uang yang dikasihkan tdk dalam kapabilitas selayaknya musti dikembalikan dalam keadaan utuh, kata pengacara pembela hak buruh Etienne Piret pada jaringan tv RTL.

” Kendati, ” dia memberikannya, ” jika mereka mengatakan, meski meragukan, apabila mereka bertindak atas kehendak baik atau sungguh-sungguh percaya mereka punyai hak atas bonus itu. “

Meskipun demikian Piret menuturkan, pekerja bisa utarakan penundaan pembayaran, jika mereka sudah terburu membelanjakan ‘uang kaget’ itu.