Debit Air di Sungai Trenggalek Alami Penurunan Drastis – Beberapa saluran sungai di Trenggalek alami penurunan debet air pada musim kemarau tahun ini. Bahkan juga anjloknya debet air capai lebih dari 90 prosen.
Di Dam Widoro, Kecamatan Gandusari, Trenggalek, sekarang situasi debet air rata-rata cuma capai 170 liter/detik. Walaupun sebenarnya pada situasi musim penghujan debet air rata-rata 4 hingga 5 kubik/detik.
” Jika di muka musim kering turun berubah menjadi 1 hingga 2 kubik/detik, hingga seandainya dibandingkan situasi awal kalinya penurunan debet air ini capai lebih dari 90 prosen, ” kata Penjaga Pintu Air DAM Widoro Zaenal Arifin.
Anjloknya debet air Sungai Tawing itu mulai berlangsung sejak mulai Maret terus serta sekarang kondisinya senantiasa alami penurunan. Pihaknya memperkirakan penurunan debet air tetap akan berlangsung sampai sekian bulan ke depan, mengingat sekarang intensitas hujan tetap cukuplah rendah.
Zaenal memberi tambahan suplai air di DAM Widoro cuma datang dari Sungai Tawing yg mengalir dari lokasi Kecamatan Munjungan serta Kampak. Seandainya suplai berkurang jadi distribusi air buat area pertanian diyakinkan bakal alami penurunan.
Turunnya debet air itu punyai efek besar pada kelangsungan beberapa ribu hektare area pertanian di sejumlah lokasi Trenggalek atau Tulungagung. Hingga sejumlah area persawahan yg jauh dari aliran irigasi utama diyakinkan tak kan terima suplai air.
” DAM Widoro ini melayani lebih 2. 800 hektare persawahan yg berada pada Trenggalek serta Tulungagung. Kami tak dapat banyak berbuat, sebab memang semua terkait cuaca serta suplai dari Kampak serta Munjungan. Dan di daerah hulu pula banyak dimanfaatkan buat mengairi sawah, ” katanya.
Bukan hanya di DAM Widoro, penurunan debet air juga berlangsung di sebagian pintu air beda. DI DAM Cangkring Kecamatan Karangan sekarang malahan betul-betul tak ada saluran air. Suplai air dari lokasi Mlinjon, Kecamatan Suruh kering keseluruhan.
Disamping itu, sejumlah petani di Trenggalek menentukan buat merubah model tanamannya dari padi ke palawija, seperti kedelai serta jagung. Dan buat mengairi sawah, mereka memakai sumur bor.