Tergerus Arus Sungai, Bahu Jalan Pacitan-Ponorogo Ambrol – Tingginya debet air Sungai Grindulu karena hujan lebat semenjak Rabu (6/3) sore mengakibatkan pundak jalan Pacitan-Ponorogo tergerus. Penahan pundak jalan di titik itu ambrol selama 50 mtr..
“Saya cocok melalui naik motor dari arah selatan (Kota Pacitan). Saat itu ada rekan yang panggil-panggil. Demikian saya lihat ke belakang ada nada seperti ada mobil. Nyatanya longsoran itu,” kata masyarakat ditempat Eka Prasetya (26), Kamis (7/3/2019).
Keadaan sangat serius berlangsung di KM Surabaya 269, ruas Desa Bolosingo, Kecamatan Pacitan. Eka mengakui terperanjat bukan kepalang. Masalahnya momen itu berlangsung cepat sekali. Dia berhenti serta mendekati tempat. Masyarakat lainnya lalu banyak yang datang lihat longsoran pundak jalan itu.
Masyarakat yang lain, Bahtiar Rifai (29) mengakui lihat langsung ambrolnya material yang terbagi dalam susunan cor, tanah, serta batu itu. Saat itu dianya ada persis di samping titik ambles. Waktu tengah melihat derasnya saluran air Sungai Grindulu, mendadak pundak jalan di sebelahnya longsor.
“Awalannya yang sisi ujung itu retak. Semakin lama semakin lebar selalu ambrol itu,” tutur bahtiar sambil menunjuk sisi utara bangunan.
Beberapa fondasi bangunan penahan terikut saluran sungai. Bahkan juga tanaman ayoman serta rambu jalan raya yang awal mulanya ada di pinggir jalan turut jatuh ke sungai.
Dalam tempat terpisah, Kepala Seksi Jalan serta Jembatan UPT Balai Pemeliharaan Jalan serta Jembatan (BPJ) Jawa timur, Budi Hari Santoso menuturkan pihaknya telah menempatkan rambu berbentuk drum di tempat peristiwa. Diluar itu, untuk menahan gerusan pihaknya menempatkan terpal pada titik itu.
Menurut Budi Hari, penahan jalan yang ambrol adalah bangunan lama. Daya tahannya semakin menyusut bersamaan menambahnya umur. Sekarang ini pihaknya tengah menyarankan perbaikan pada pemerintah Propinsi Jawa Timur.
“Kami masih tetap menunggu referensi dari Bapak Bupati sebab peristiwa ini dikarenakan musibah alam. Setelah itu referensi bisa menjadi basic saran pada pemerintah propinsi,” kata Budi.
Tidak itu saja, team dari Dinas Pekerjaan Umum serta Bina Marga Propinsi akan terjun ke tempat. Analisis team itu nanti bisa menjadi referensi usaha normalisasi.
Tidak hanya ruas Bolosingo, ada 2 titik gerusan lainnya di jalan Pacitan-Ponorogo. Yaitu di KM Surabaya 246 serta 248. Kedua-duanya ada di ruas Desa Ngreco, Kecamatan Tegalombo.
“Ada pula gunturan kecil, tengah, sampai besar. Banyaknya pada 5 sampai 7 titik,” ujarnya sambil menuturkan bila pihaknya telah menyiagakan alat berat untuk antisipasi.